
Mahasiswa STIE Graha Kirana usai dinyatakan lulus sidang meja hijau diabadikan bersama Ketua Yayasan Pendidikan Graha Kirana Prof. Dr. M. Arif Nasution, M.A, serta dosen penguji dan pembimbing, di Kampus STIE Graha Kirana, Senin (8/9).
detik9news.com – Suasana haru bercampur tegang menyelimuti Kampus Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi (STIE) Graha Kirana di Medan Selayang, Senin (8/9). Puluhan mahasiswa semester akhir berbaris rapi, menunggu giliran memasuki ruang sidang meja hijau, ujian terpenting dalam perjalanan akademik mereka.
Bagi sebagian orang, sidang ini hanya formalitas kelulusan. Namun bagi para mahasiswa, inilah momentum penentu, gerbang menuju masa depan yang selama bertahun-tahun diperjuangkan dengan keringat, air mata, bahkan pengorbanan.
Sidang meja hijau berlangsung di lantai 1 dan lantai 2 Kampus Graha Kirana, Komplek Taman Setia Budi Indah 2, Medan Selayang. Ketua STIE Graha Kirana, Drs. Teja Rinanda, M.Si, membuka secara resmi jalannya sidang. Dalam sambutannya, ia menekankan pentingnya momen ini bagi setiap mahasiswa. “Sidang meja hijau ini merupakan titik penentuan, apakah kalian lulus atau tidak lulus untuk meraih gelar sarjana. Kalian harus siap menerima hasilnya,” tegas Teja.
Meski tegang, suasana tetap penuh keakraban. Teja Rinanda berusaha menguatkan mental para mahasiswa agar menghadapi ujian dengan tenang. Ia mengingatkan, kelulusan bukanlah akhir dari perjalanan, melainkan awal dari proses belajar yang lebih panjang. “Selamat kepada kalian semua. Kalau ingin menangis, menangislah. Tapi ingat, setelah ini perjalanan kalian baru dimulai. Terima kasih juga kepada Pemkab Langkat, dan sampaikan salam kami kepada Bupati Langkat, Bapak H. Syah Afandin, S.H.,” ucapnya penuh semangat.
Dalam kesempatan itu, Teja juga berpesan agar mahasiswa yang telah menjadi alumni tidak memutus tali silaturahmi dengan kampus maupun para dosen. “Kalian sudah tamat dari kampus ini, tapi silaturrahmi kita jangan terputus. Sebagai alumni, tolong sampaikan juga kepada tetangga atau warga sekitar, jika ada yang ingin melanjutkan kuliah, Graha Kirana siap menyambut,” tambahnya.

Dari puluhan mahasiswa yang mengikuti sidang, ada satu kisah yang mencuri perhatian. Seorang ayah, M. Salim, dan putrinya, Siti Fatimah Noor, duduk berdampingan sebagai peserta sidang. Keduanya sama-sama menempuh studi di Program Studi Manajemen sejak 2021.
Salim bercerita, awalnya ia berniat kuliah hanya untuk memotivasi putrinya agar mau melanjutkan pendidikan. Namun perjalanan tiga tahun kuliah justru mengikat mereka dalam pengalaman belajar yang luar biasa.
“Awalnya saya masuk kuliah tujuannya hanya menemani anak agar semangat kuliah. Ternyata karena masuk di tahun yang sama, Alhamdulillah sidang meja hijau pun kami jalani bersama. Insya Allah nanti wisuda juga bersama-sama,” ungkapnya dengan mata berbinar.
Meski sempat canggung, Salim mengaku tidak ada yang aneh dengan belajar di kelas yang sama dengan anaknya. “Menuntut ilmu itu tidak mengenal usia. Saya justru merasa bersemangat bisa belajar bersama anak sendiri, dan Insya Allah bisa sukses bersama,” katanya penuh rasa bangga.
Kisah Salim dan putrinya menjadi inspirasi bagi banyak mahasiswa lain yang menyaksikan bahwa pendidikan memang tak memiliki batas usia, dan semangat belajar bisa diwariskan dari orang tua ke anak.
Sidang meja hijau ini juga dihadiri oleh jajaran pimpinan dan dosen penguji. Hadir Ketua Yayasan Pendidikan Graha Kirana, Prof. Dr. M. Arif Nasution, M.A., Ketua STIE Graha Kirana Drs. Teja Rinanda, M.Si, Ketua Prodi Manajemen Nur Subiantoro, S.E., M.Si, serta para dosen penguji: Dr. Muhammad Syafri, S.Pd., M.M, Dhea Agusty Ningrum, S.T., S.E., M.M, Tomy Sun Siagian, S.E., M.M, Rizky Saputra, S.Kom.I., M.Sos, dan Subambang Harsono, S.E., M.Si.
Dengan suasana penuh haru, sidang meja hijau STIE Graha Kirana tidak hanya meninggalkan kesan akademik, tetapi juga cerita-cerita inspiratif yang akan terus dikenang oleh para mahasiswa, dosen, dan seluruh civitas akademika. (Salim Lee)