Detik9 Lumajang – Komite Olahraga Masyarakat Indonesia (KORMI) sedang menggelar Kejuaraan Nasional Terbuka Panahan Tradisional Piala KORMI I Klaten Jawa Tengah hari Minggu 1 Juni 2025 yang diikuti pesertanya lebih 400 pemanah yang datang dari penjuru nusantara. Deng jenis busurnya masing-masing dan dengan jenis anak panah dengan bahan beragam, mulai dari berbahan kayu, alumunium hingga carbon.
Jenis busur yang dilombakan saat itu ada dua yakni Horsebow dan Barebow. Ada pemandangan yang unik pada peserta lomba untuk jenis Barebow. Seluruh peserta mengenakan busana tradisi. Sebagian besar mengenakan busana Jawa surjan. Ada pula yang pakaian adat Madura yakni baju Sakera dengan ikan kepala batik khas Madura.
Yang tak kalah seru dan uniknya, kejuaraan nasional terbuka panahan tradisional ini ternyata hanya tampak pada busananya saja. Sementara untuk busur Barebow yang dipakai, tidak sedikit yang memakai Busur ILF (International Limb Fitting), yang lazim dipakai panahan modern. Demikian juga dengan anak panahnya. Hanya segelintir saja peserta Barebow memakai anak panah yang terbuat dari bambu. Sebagian besar peserta Barebow memakai anak panah yang terbuat dari aluminium atau karbon.
“Dalam technical hand book (THB), panitia memang membebaskan jenis busur apa saja. Pokoknya tidak memakai fisir (alat bidik). Karena barebow.” kata Dian Ariestya Wardhani, salah satu peserta yang berasal dari Kabupaten Lumajang, Jawa Timur.
Dian mengatakan banyak peserta yang sehari sebelumnya mengikuti agenda Gladi Panahan Warung Spesial Sambal, sebuah kejuaraan panahan modern yang rutin digelar setiap tahun di Sleman, Jogyakarta. “Hakim yang bertugas disini sepertinya juga bertugas disana (Gladi Pamahan Warung SS),” ujar Dian menambahkan.
Dalam kejuaraan ini, tampak kolaborasi yang positif antara KONI dan KORMI serta antara Fespati, Perpatri dan Perpani. “Kolaborasi yang positif dan saling mendukung. Karena pada dasarnya, kegiatan ini kan untuk mencari bibit atlet,” ujarnya.
Di lapangan KONI itu ada 32 papan sasaran yang disediakan panitia yang digunakan secara bersama-sama oleh Perpatri dan Fespati. Sebanyak 16 papan untuk Perpatri dan 16 papan lainnya untuk Fespati.
Ketua Panitia Kejurnas Terbuka Panahan Tradisional, Angga Trisna mengatakan lomba panahan horsebow dan barebow berlangsung kompetitif serta sportif. “Lomba juga berlangsung lancar sesuai jadwal yang ditentukan,” ujar Angga Trisna.
Angga juga mengatakan kejuaraan nasional ini sebagai ajang pembinaan atlet muda nasional. “Semoga dari kejuaraan ini terlahir bibit muda atlet panahan yang bisa berprestasi di kancah internasional,” ujar Angga.
Bupati Klaten, Hamenang Wajar Ismoyo mengapresiasi kejuaraan nasional panahan ini serta keikutsertaan sejumlah kontingen dari berbagai daerah di penjuru nusantara ini. Ia berharap kejuaraan ini bukan yang terakhir. “Semoga bisa digelar rutin setiap tahun. Selamat kepada para juara. Bagi yang belum juara, tetap terus berlatih,” katanya.
Ia juga mempersilahkan peserta dari berbagai daerah ini untuk menikmati obyek wisata di Kabupaten Klaten. “Klaten dikenal dengan daerah 1001 candi dan 1001 mata air. Silahkan menikmati wisata dan kuliner Klaten, ” ujarnya.
Sementara itu, Perkumpulan Panahan Tradisional Nusantara Jaya (Perpatri NJ) Kabupaten Lumajang menerjunkan 14 atlet Divisi Barebow kategori U-15 dan Umum. Dari kejuaraan tersebut, Kabupaten Lumajang berhasil memboyong 9 trophy penghargaan yang diperoleh dari juara 1 babak kualifikasi dan babak eliminasi U-15 putra.
Kemudian juara 2 babak kualifikasi U-15 putra, juara 3 babak eliminasi U-15 putra. Kategori Umum putri juga berhasil mempersembahkan trophy juara 2 babak kualifikasi dan eliminasi. Lumajang juga meraih 3 trophy busana tradisional terbaik untuk peserta Umum putri, U-15 putri dan U-15 putra. (Efendi)
