
detik9news.com – Pertunjukan Ludruk yang digelar di lapangan Desa Kalipenggung Kecamatan Randuagung Kabupaten Lumajang Jawa Timur pada malam Senin (25/08/2025) menyerap banyak penonton datang tidak hanya warga desa setempat, kesenian Jawa Timur ini dari pagelaran lawak atau alur cerita yang dimainkan mampu menjadi penyambung informasi kepada masyarakat yang datangnya dari pemerintah, agama, budaya dan sosial.
Keberadaannya ludruk yang sering vakum tampil dihadapan publik baik pada hajatannya masyarakat ataupun pemerintah, itu salah satu penyebab adanya pergeseran kecenderungan masyarakat memilih kesenian modern di bandingkan menyelenggarakan pertunjukan tradisional yakni ludruk.
Anggota Komisi A, DPRD Kabupaten Lumajang Hj. Ida Wati berkeinginan budaya tradisional tersebut tetep eksis ditengah masyarakat, maka dengan terselenggaranya pertunjukan itu merupakan cara menjadi pengenalan kepada anak-anak usia muda yang cenderung kurang meminati kesenian-kesenian tradisional daerahnya.
“Saya ingin memberikan hiburan kepada masyarakat dalam momentum Hari Ulang Tahun (HUT) Ke 80 Republik Indonesia yang sudah malam menjadi keinginan masyarakat Kalipenggung, keberadaan kesenian ludruk yang jarang tampil bisa suatu saat akan hilang kesenian itu. Maka dengan penampilan di Desa Kalipenggung saya tentu turut serta melestarikan nilai-nilai budaya tradisional Jawa Timur,” ucap legislator dari fraksi Partai Persatuan Pembangunan (PPP), Senin (25/08/2025).
Hj. Ida Wati berkolaborasi dengan pemerintah desa setempat untuk terselenggaranya acara yang mendatangkan Ludruk “Satria Mandala dari Desa Kamal Kecamatan Arjasa Kabupaten Jember berjalan aman dan kondusif.
Sementara itu disampaikan pak Luluk pemimpin Ludruk Satria Mandala kesenian yang dimiliki jarang mendapat job main, adanya kurangnya peminat masyarakat menyaksikan ludruk dibandingkan dengan kesenian lain. “Namun dalam kondisi seperti ini masih ada yang memberikan job main atas inisiatif ibu DPRD sehingga kami bisa menghibur masyarakat Kalipenggung,” tutur Luluk saatnya dijumpai disela mempersiapkan para pemain tampil.
Luluga menyampaikan ludruk yang berdiri tahun 1999 itu tarif main saat ini ada kenaikan Rp 1 juta, dimana sebelumnya sebelumnya harga di patok Rp 12 juta, kenaikan menjadi Rp 13 juta itu dasarnya adanya kenaikan bahan bakar juga bahan pokok sehingga usulan dari para pemain menjadi kesempatan bersama. “Jujur saja kita menaikan harga main ludruk melalui masukan dan keluhan dari pemain dengan dasar bahan bakar naik sembako mengikuti naik,” cetus pak Luluk.
Sementara itu pantauan media ini dengan terselenggaranya pertunjukan ludruk mampu para penonton yang hadir dalam keadaan kondusif mayoritas duduk lapangan. Sementara itu para penjual makanan minuman dan mainan terlihat ramai pembeli artinya sebagai ladang mengkais rezeki. (Efendi)