
detik9news.com – Langkah penanganan gula pasir milik petani di Jawa Timur yang tidak terjual sesuai harapan ketentuan HPP Rp 14.500 perkilogram, rencana akan dibeli mengunakan dana Tanantara yang mana nilainya dan itu sampai Rp 1,5 triliun. Permasalahan tersebut mendapat tanggapan Anggota Komisi B, DPRD Provinsi Jawa Timur Drs. H. Muhammad Khusnul Khuluk kebijakan pemerintah akan mengobati kegelisahan petani saat ini.
Legislator dari Partai Keadilan Sejahtera (PKS) mendesak pemerintah segera membeli gula petani, dengan memperlambat proses akan berdampak buruk kehidupan ekonomi petani tebu. Jika dibiarkan, para petani yang sudah terjerat utang akan kesulitan untuk melanjutkan produksi pada musim berikutnya.
“Saya sepakat dan setuju, karena kalau dibiarkan begitu saja tanpa ada campur tangan pemerintah, kasihan para petani. Mereka sudah hutang ke sana kemari dalam jumlah besar. Apalagi saat ini sudah mulai masa pemupukan, kalau terlambat ditangani dari awal, musim berikutnya pasti akan semakin rusak. Produksinya juga akan menurun,” tegas pria yang akrab disapa aba Khusnul, Kamis (28/08/2025).
DPRD Provinsi Jawa Timur dari daerah pemilihan Jawa Timur V (Jember – Lumajang) menilai keputusan pemerintah, khususnya dengan keterlibatan Danantara dan BUMN, sudah berada di jalur yang benar. Namun, ia mengingatkan agar pembayaran hasil serapan gula ke petani tidak molor.
“Tebu yang diambil alih dan dibeli oleh Danantara ini saya rasa sudah bagus. Tinggal bagaimana pabrik gula segera mencairkan uang ke petani. Jangan sampai mereka menunggu berpekan-pekan bahkan berbulan-bulan,” ujarnya.
Khusnul menekankan, percepatan pembayaran sangat krusial karena petani membutuhkan modal segera untuk mempersiapkan musim tanam berikutnya. Tanpa dukungan itu, produktivitas tebu di Jawa Timur dikhawatirkan akan terus menurun.
“Kalau uang dari hasil panen cair cepat, petani bisa langsung melanjutkan perawatan lahannya. Itu yang akan membuat produksi tebu tetap stabil dan kualitasnya terjaga,” pungkasnya. (Efendi)