detik9news.com – Pemerintah Kota Tegal bekerja sama dengan Cipta Kreasi Anak Indonesia (Crasindo) akan menggelar Tegal Tea Fiesta 2025, perhelatan budaya yang bertujuan menghidupkan kembali tradisi minum teh di kalangan masyarakat.
Acara ini dijadwalkan berlangsung pada 4 hingga 6 Juli 2025, dan akan dipusatkan di sejumlah titik strategis Kota Tegal. Kegiatan ini odiisi dengan berbagai agenda, mulai dari pameran teh, bazar kuliner dan UMKM, gelar wicara (talkshow), pertunjukan seni, musik, hingga pameran seni rupa.
Ketua Penyelenggara, AM Erwindho Hascaryo, menjelaskan bahwa Tegal Tea Fiesta bukan sekadar festival biasa, melainkan momentum untuk mengedukasi publik mengenai pentingnya menjaga tradisi minum teh yang telah mengakar kuat dalam budaya masyarakat Tegal.
“Teh adalah simbol keakraban. Baik dalam lingkungan keluarga maupun komunitas, teh selalu hadir sebagai perekat sosial. Bahkan dalam konteks kenegaraan dan hajatan rakyat, teh kerap menjadi suguhan utama,” ujar Erwindho kepada media.
Ia menambahkan, tradisi minum teh tidak hanya dimiliki oleh masyarakat Indonesia, tetapi juga oleh negara lain seperti Jepang, Tiongkok, dan Sri Lanka. Di Jepang, tradisi minum teh bahkan diangkat menjadi ritual khusus bernama Chanoyu atau Sado, yang melibatkan tata cara, etika, dan filosofi tersendiri.
Menurutnya, kebiasaan minum teh di Indonesia sendiri telah berlangsung sejak abad ke-17. Berdasarkan sejumlah sumber sejarah, teh pertama kali masuk ke Indonesia pada tahun 1684 melalui biji teh yang dibawa oleh Andrea Cleyer dari Jerman. Tanaman tersebut awalnya hanya digunakan sebagai tanaman hias di Batavia (kini Jakarta), sebelum kemudian mulai dibudidayakan secara serius di Kebun Raya Bogor dan Cisurupan, Garut.
Erwindho menegaskan, bagi masyarakat Tegal, teh bukan hanya minuman, tapi juga simbol budaya dan identitas daerah. Bahkan, teh kerap dijadikan cendera mata khas dari wilayah ini.
“Hampir semua merek teh ternama di Indonesia berasal dari Tegal. Ini jadi bukti bahwa Kota Tegal punya peran penting dalam sejarah dan industri teh nasional,” tegasnya.
Ia juga menilai, maraknya tren kedai kopi yang menjamur di berbagai kota, termasuk Tegal, tidak menjadi ancaman bagi eksistensi teh. Justru hal tersebut menjadi pengingat bahwa teh tetap memiliki tempat istimewa di hati masyarakat.
Erwindho berharap Tegal Tea Fiesta dapat menjadi event tahunan yang masuk dalam kalender wisata budaya Kota Tegal. Ia menilai kegiatan ini bukan hanya ajang pelestarian budaya, tetapi juga memiliki dampak langsung terhadap pergerakan ekonomi daerah, khususnya pelaku UMKM.
“Dengan partisipasi aktif masyarakat dan dukungan pemerintah daerah, festival ini bisa menjadi ikon kebanggaan Kota Tegal di tingkat nasional,” pungkasnya.(han)
